Minggu, 19 Juni 2011

Berbahasa Indonesia yang Baik dan Benar

Bangsa Indonesia beruntung memiliki bahasa Indonesia yang berkududukan sebagai bahasa nasional dan bahasa negara. Sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia digunakan sebagai lambang idendtitas nasional, lambang kebanggaan nasional, alat pemersatu bangsa dan alat komunikasi antarsuku bangsa. Sedangkan sebagai bahasa negara, bahasa Indonesia digunakan sebagai bahasa resmi kenegaraan, bahasa administrasi negara, bahasa pengantar di lembaga pendidikan dan sebagai alat untuk mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan budaya.
Keberhasilan bangsa Indonesia menjadikan bahasa Indonesia menjadikan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa negara tak terlepas dari perjuangan pemuda generasi tahun 20-an melalui ikrar Sumpah Pemuda. Ikrar Sumpah Pemuda merupakan peristiwa penting sebab melibatkan kepentingan kehidupan nasional dan generasi muda. Sumpah Pemuda juga menyatakan kebulatan tekad sosial, budaya dan politik yamg menjiwai perjuangan generasi Indonesia pada masa sekarang. Karena itu, Sumpah Pemuda merupakan tonggak sejarah yang amat penting, baik pada masa itu dan lebih-lebih bagi pertumbuhan bangsa Indonesia di masa sekarang dan mendatang.
Sumpah Pemuda merupakan jaringan pernyataan kebulatan tekad yang dijalin oleh tiga unsur yang berkaitan erat dan memiliki hubungan timbal balik. Tiga unsur tersebut adalah bertanah air satu tanah air Indonesia, berbangsa satu bangsa Indonesia dan menjunjung bahasa persatuan bahasa Indonesia. Amran Halim berpendapat bahwa penghayatan dan penerapan isi dan semangat ketiga unsur itulah yang dimaksud dengan pembinaan bahasa Indonesia. Dengan kata lain, pembinaan bahasa Indonesia adalah proses sosial budaya dan kebahasaan yang bertujuan menempatkan bahasa Indonesia pada kedudukannya yang terhormat dalam kemasyarakatan bangsa Indonesia.
Masalah pembinaan bahasa Indonesia adalah masalah yang menyangkut pemeliharaan bahasa Indonesia. Sedangkan salah satu wujud pembinaan bahasa Indonesia adalah terselenggaranya pemakaian bahasa Indonesia yang baik dan benar oleh masyarakat Indonesia. Dengan demikian, masalah pemakaian bahasa Indonesia yang baik dan benar adalah masalah nasional Indonesia.

Bahasa Indonesia yang baik adalah bahasa cocok dengan situasi pemakaiannya. Ada dua situasi pemakaian bahasa, yaitu situasi resmi dan tidak resmi. Situasi resmi adalah situasi kebahasaan yang berkaitan dengan masalah kedinasan, keilmuan, berbicara di depan umum dan berbicara dengan orang dihormati misalnya mengajar, surat-menyurat, membuat laporan, karya ilmiah, berbicara dengan atasan dan guru. Pada situasi seperti ini selain sebagai alat komunikasi, bahasa juga sebagai alat untuk menyampaikan gagasan. Karena itu, perlu menggunakan bahasa baku. Sedangkan situasi tidak resmi adalah pemakaian bahasa dalam pergaulan sehari-hari dengan masalah pokok keseharian. Obrolan di warung, tawar-menawar di pasar adalah contoh situasi kebahasaan tidak resmi. Pada situasi seperti ini, bahasa hanyalah merupakan alat komunikasi. Asal lawan bicara memahami maksud pembicaraan memadailah bahasa tersebut. Penyimpangan kaidah bukanlah hal yang tercela benar, asal pelanggaran tidak mengubah makna. Bahkan penyisipan bahasa asing atau daerah bukanlah suatu hal yang tidak mustahil.

Bahasa Indonesia yang benar adalah bahasa Indonesia yang penggunaannya selalu menaati kaidah bahasa Indonesia (baku). Menurut Suwito, ada beberapa ciri kebahasaan ragam baku antara lain kebakuan ejaan, peristilahan, kosakata, tata bahasa dan lafal. Ragam baku bahasa Indonesia ialah bahasa Indonesia yang tata cara dan tertib penulisannya mengikuti ejaan bahasa Indonesia yang disempurnakan serta tertib dalam pembentukan istilahnya yang berpedoman kepada pedoman umum pembentukan istilah bahasa Indonesia. Bahasa baku harus menggunakan kata-kata baku seperti bagaimana, mengapa, memberi bukannya gimana, kenapa, kasih dan sebagainya. Selain itu, bahasa baku harus taat asas pada kaidah ketatabahasaan yaitu konsisten menggunakan hukum diterangkan menerangkan pada pembentukan kata serta menggunakan subjek predikat dalam pembentukan kalimat. Pada bahasa lisan, ragam baku bahasa Indonesia adalah ragam bahasa yang relatif bebas dari atau sesedikit mungkin diwarnai oleh lafal bahasa daerah atau dialek setempat.
Penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar adalah penggunaan bahasa Indonesia yang sesuai situasinya dan sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia. Berdasar asumsi ini, ada dua syarat utama yang harus dipenuhi pemakai bahasa Indonesia agar pemakaian bahasa Indonesia-nya baik dan benar. Syarat tersebut adalah memahami secara baik kaidah bahasa Indonesia dan memahami benar situasi kebahasaan yang dihadapi. Seseorang yang menggunakan bahasa baku dalam situasi resmi dan menggunakan ragam tidak baku dalam situasi tidak resmi adalah orang yang mampu menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar karena sesuai dengan fungsi dan situasinya.
Agar bisa memakai bahasa Indonesia secara baik dan benar, maka perlu adanya sikap positif para pemakai bahasa Indonesia. Menurut Garvin dan Mathiot, sikap ini setidaknya mengandung tiga ciri pokok yaitu kesetiaan bahasa, kebanggaan bahasa dan kesadaran akan adanya norma bahasa. Kesetiaan adalah sikap yang mendorong masyarakat untuk mempertahankan kemandirian bahasanya. Kebanggaan bahasa adalah sikap yang mendorong orang atau sekelompok menjadikan bahasanya sebagai identitas pribadi atau kelompoknya sekaligus membedakan dengan yang lain. Sedangkan kesadaran adanya norma adalah sikap yang mendorong penggunaan bahasa secara cermat, korek, santun dan layak. Kesadaran demikian merupakan faktor yang menentukan dalam perilaku tutur. Sikap tidak ada gairah untuk mempertahankan kemandirian bahasanya, mengalihkan kebanggaan kepada bahasa lain yang bukan miliknya dan sikap tidak memelihara cermat bahasa dan santun bahasanya harus dicegah karena akan merugikan pertumbuhan dan perkembangan bahasa Indonesia.
Karena itu, sebagai wujud penghargaan dan perhormatan terhadap pahlawan bangsa yang telah mencetuskan ikrar Sumpah Pemuda, marilah kita tumbuh kembangkan sikap positif terhadap bahasa Indonesia dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. **

Jumat, 17 Juni 2011

CERPEN ANTARA CINTA DAN PRINSIP (Ganie Blaze)

Tak ada yang berbeda antara cuaca hari ini dengan hari-hari sebelumnya. Udara terasa begitu panas menyengat, tak khayal membuat pori-pori kulit semakin lebar dan mengeluarkan tetesan-tetesan keringat. Nampak di suatu tempat, seseorang mengambil ponsel dari saku celananya, ia melihat jam, tepat pukul 13.15 WIB. Jelas saja, saat itu sang Raja Siang sedang berdiri angkuh di atas singgasananya.
Tapi, panas terik tidak mengurangi antusias mahasiswa untuk pergi ke lapangan. Ada yang berbeda pada hari itu, di sana telah berdiri kokoh sebuah panggung lengkap dengan alat-alat band. Ya, dengan satu tujuan, mereka ingin menyaksikan acara penutupan pentas kampus yang akan diisi oleh band papan atas.
Di tempat lain, tidak jauh dari lapangan, Chandra dan Mery duduk berselonjor sambil membicarakan fenomena itu.
“Wah sangat ramai ya Chan? Aku rasa pentas kampus kali ini lebih meriah dari tahun-tahun sebelumnya,” kata Mery.
“Ya, mungkin karena tahun ini kampus kita mendatangkan bintang tamu, band papan atas pula,” jawab Chandra.” Dan yang pasti, siapa dulu ketua pelaksananya, Chandra Purnama gitu lho, hehehe….,” tambah Chandra sambil tertawa kecil.
“Ih….kamu narsis juga ya hehehe….., tapi benar kok, semua dosen sepertinya bangga punya mahasiswa seperti kamu, sudah pintar, kamu juga bisa aktif di organisasi, dan teman-teman juga sangat salut dengan ide-ide kreatif kamu Chand,” kata Mery meyakinkan.
“Ah jangan berlebihan, aku sadar kok, acara ini bisa sukses berkat kerjasama Tim yang solid, bukan karena aku saja,” kata Chandra.
“Kamu terlalu merendah Chan, semua orang juga tahu siapa kamu,” tambah Mery. Chandra hanya tersenyum simpul menanggapi kata-kata Mery. Sejenak mereka terdiam.
“Aku dengar kamu akan mendapat beasiswa?” Tanya Mery mengalihkan pembicaraan.
“Mudah-mudahan Mer, tanpa beasiswa itu, aku akan sulit untuk kuliah di kampus ini,” jawab Chandra.
“Kamu mesti optimis, kamu pasti bisa mendapatkan beasiswa itu.”
“Aku optimis, hanya sekarang kan banyak mahasiswa yang juga ikut mengajukan.”
“Pihak kampus tidak akan salah pilih, kamu pasti bisa memenuhi syarat-syarat dari mereka. Tapi, kamu juga harus ingat, kamu jangan bikin ulah yang bisa bikin pihak kampus benci sama kamu.”
“Iya, iya doakan saja ya!”
Mereka kembali terdiam. Pandangan kedunya tertuju ke panggung hiburan. Salah satu band sedang menyanyikan lagu mereka yang sedang ngehits. Penonton pun bersorak, tak sedikit di antara mereka yang ikut bernyanyi dan berjingkrak-jingkrak. Semua hanyut dalam suka cita.

* * *

Kegiatan pentas kampus berjalan dengan sukses. Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) pun mengadakan acara syukuran yang turut mengundang para dosen, dekan dan para pembantunya.
Sebelum acara syukuran dimulai, Chandra dan PD3 sempat berbincang-bincang.
“Selamat ya Chan, acara pentas kampus berjalan dengan sukses, tapi ingat, laporan pelaksanaan harus segera kamu buat,” puji Pembantu Dekan sambil menepuk-nepuk punggung Chandra.
“Terima kasih Pak, semua ini juga tidak lepas dari dukungan para dosen dan pihak kampus, jawab Chandra. “Mengenai laporan pelaksanaan akan kami buat secepatnya.”
“Ya, baiklah,” kata Pak PD.” Oia, Bapak dengar kalian akan melakukan demo ke kantor DPRD? Mengenai apa?”
Iya Pak, kami akan menggelar aksi demo menuntut pendidikan murah dan UN segera dihapuskan. Kami sebagai generasi muda tidak bisa tinggal diam melihat pendidikan di Negara kita yang carut-marut seperti ini,” jawab Chandra.
“Bapak setuju, sebagai mahasiswa yang kritis, kalian tak boleh tinggal diam jika melihat sesuatu yang salah disekitar kalian, lagi pula itu hak kalian untuk menyampaikan aspirasi rakyat. Hanya satu pesan Bapak, jaga nama baik kampus, jangan sampai rusuh, apalagi bentrok dengan aparat keamanan,” kata Pak PD menasehati.
“Pasti Pak, kami juga sudah menyiapkan surat izin untuk demo, tinggal menyiapkan hal-hal kecil saja,” kata Chandra menjelaskan. “Kami hanya berharap, nanti para wakil rakyat di DPR sana, bersedia menemui untuk mendengarkan aspirasi kami.”
“Ya, mudah-mudahan saja,” kata Pak PD. ”Bapak salut dengan keaktifan kamu di organisasi. Tapi, kamu dan anak-anak yang lain juga, jangan hanya terfokus pada demo dan kegiatan kalian saja, bagaimanapun juga urusan kuliah lebih penting, jangan sampai nilai IP kalian jeblok gara-gara urusan seperti itu.”
“Hehehe…..,” Chandra hanya tertawa kecil. “Iya Pak, kuliah tetap lancar kok.”
Pembicaraan mereka terhenti karena acara syukuran akan segera dimulai. Mery selaku pembawa acara mempersilakan Chandra selaku ketua pelaksana untuk memberikan sambutan.


* * *
Kedekatan Chandra dengan Mery semakin erat. Sama-sama menjadi mahasiswa yang aktif di organisasi menuntut mereka untuk selalu bersama.
Seperti kehidupan anak muda lainnya, Chandra mulai merasakan ada perasaan yang semakin berbeda pada hatinya. Perasaan suka. Ia jatuh cinta pada Mery. Perasaan itu sebenarnya sudah ada sejak lama, hanya ia ragu dengan perasaannya sendiri. Sekarang ia yakin bahwa itu perasaaan suka, perasaan cinta pada Mery.
Berhari-hari Chandra terus memikirkan Mery. Cinta pertamanya. Ingin rasanya ia mengungkapkan perasaan itu pada Mery. Tapi, perasaan malu dan takut terus membayanginya. Ia sadar, ia bukan siapa-siapa. Sedangkan Mery, ia anak orang kaya, anak seorang anggota DPR.
“Saya tak bisa begini terus. Saya harus berani menyatakan perasaan ini. Orang-orang benar, jangan jatuh cinta jika takut di tolak,” gerutu Chandra dalam hati.
Saat itu juga Chandra langsung menelpon Mery dan mengajaknya untuk bertemu di suatu tempat yang telah ia tentukan. Tanpa berpikir panjang, Mery pun langsung menyetujuinya.

* * *
Dengan motor bebeknya, Chandra menjemput dan membawa Mery ke tempat itu. Suatu tempat yang jauh dari keramaian kota, hanya pohon-pohon dan hamparan tanaman padi yang dapat mereka lihat. Mery tak pernah datang ke tampat seperti itu, tapi ia bisa langsung menikmati tempat itu. Indah dan segar. Suara arus sungai dan desir daun pohon bambu yang tertiup angin, membuat hati terasa damai. Di atas jembatan tali, Chandra akan mengungkapkan perasaannya pada Mery.
“Mer……,” kata Chandra dengan seribu perasaan yang menggelayut di dadanya. ”Kamu tahu kenapa aku membawamu ke tempat ini?”
“Ya tidaklah Chan, kamu kan belum cerita. Emang ada apa? Kamu kok serius banget.”
“Aku mau bilang sesuatu sama kamu. Tapi aku mohon, apapun yang terjadi, setelah aku bilang ini, kamu jangan marah, jangan sampai kamu berubah, apalagi benci sama aku!”
“Hehehe …..,” Mery tertawa kecil menanggapi kata-kata Chandra. “Kamu mau bilang apa sih? Kamu kok aneh banget Chan?”
“Sebenarnya aku ingin mengatakan ini sejak lama, tapi aku tak punya banyak keberanian untuk mengatakannya,” kata Chandra.
“Iya, terus apa yang ingin kamu katakan? Tanya Mery semakin penasaran.
Tiba-tiba Chandra memegang kedua telapak tangan Mery.
“Baiklah, aku hanya mau bilang, aku…… aku cinta kamu Mer, aku sayang kamu, aku ingin kamu selalu ada disisiku, jadi seseorang yang mengisi hati aku. Apa kamu mau jadi kekasihku?” Tanya Chandra sambil menatap mata Mery dengan penuh arti dan pengharapan.
“Chand, kamu…..,” Mery tak sanggup melanjutkan kata-katanya. Matanya berkaca-kaca.
Chandra menunggu jawaban, tapi Mery hanya terdiam menatap Chandra. Tiba-tiba Chandra melepaskan genggamannya, melepaskan tangan Mery dan memalingkan badannya.
“Tidak Mer, lupakanlah kata-kata aku tadi. Tak semestinya aku bilang itu, aku tak pantas menjadi kekasih kamu,” Chandra terus berkata-kata. “Aku sadar, aku bukan siapa-siapa. Aku hanya seorang anak miskin yang dapat keberuntungan untuk bisa kuliah. Oh bodohnya aku, tak tahu diri, kenapa aku bisa mencintai kamu yang derajatnya lebih tinggi, anak orang kaya,” air matanya menetes, ia tak kuasa menahannya.
Sontak Mery memeluk erat Chandra dari belakang dan merebahkan kepalanya ke punggung Chandra. Ia tak ingin mendengar Chandra terus menerus merendahkan dirinya sendiri.
“Tidak Chan, kamu jangan bilang seperti itu, aku sangat senang berteman dengan kamu, dan asal kamu tahu aku juga mencintai kamu,” kata Mery dengan terisak-isak. “Sudah lama aku membuka hati ini untuk kamu, tapi kamu tak pernah menyadarinya. Aku mau Chan mengisi hati kamu, menjadi kekasihmu, dan kamu tak usah lagi membahas perbedaan-perbedaan antara kita,” kata Mery meyakinkan.
Chandra melepaskan pelukan Mery, ia membalikan badannya, dan langsung menatap Mery dengan penuh kasih sayang. Chandra pun kembali menggenggam tangan Mery.
“Benarkah kamu mau menjadi kekasihku?” Chandra kembali bertanya.
Mery hanya tersenyum dan menganggukan kepalanya. Serta merta Chandra memeluknya. Air matanya mengalir. Air mata kebahagiaan.
“Aku akan selalu menyayangimu Mer, menjagamu, tak kan ku biarkan seorang pun menyakitimu,” kata Chandra. Tangannya terus memeluk Mery, seolah tak mau melepaskan kekasih pertamanya itu.
Teman-temannya ikut senang mengetahui mereka bisa jadian. Mereka memang pasangan yang serasi. Bahkan,, saking akrabnya mereka sebagian teman-temannya menyangka mereka telah berpacaran dari dulu.

* * *
Hubungan mereka telah berjalan satu tahun, suka dan duka telah mereka lalui bersama-sama. Banyak pula godaan-godaan yang bisa meretakan hubungan mereka, namun karena kesetiaan dan kepercayaan, semua itu seolah tak ada artinya.
Sekarang mereka telah lulus kuliah. Gelar sarjana telah mereka dapatkan. Chandra bersama teman-temannya mendirikan sebuah lembaga bimbingan belajar yang bernama “Putra Mandiri”. Di samping itu, Chandra juga mengabdikan dirinya di sebuah lembaga sosial masyarakat (LSM). Ilmu-ilmu berorganisasi yang ia peroleh di waktu kuliah, jelas ia pakai di lembaga itu. Ia rela bergabung di lembaga itu yang notabene tidak memberikan penghasilan, hanya demi mengabdikan dirinya kepada masyarakat. Sedangkan Mery, sekarang ia telah bekerja di kantor pemerintahan berkat bantuan ayahnya yang seorang anggota dewan.

* * *
Dengan ikatan yang semakin kuat, tidak terasa hubungan mereka telah berjalan 2 tahun. Sampai akhirnya Mery mengenalkan Chandra pada orang tuanya. Dari pertemuan itu, ayah Mery mengetahui banyak tentang Chandra, mulai dari latar belakang keluarga sampai pekerjaannya sekarang, termasuk kegiatan Chandra yang aktif di LSM.
Sesuatu yang tidak diharapkan pun datang. Ayah Mery tidak suka pada Chandra, ia tidak suka anaknya berhubungan dengan Chandra. Namun, ayahnya tidak memberikan alasan kenapa ia tidak suka pada Chandra.
Mery menceritakan semua itu pada Chandra. Hal itu benar-benar membuat keduanya terluka. Terutama Mery, ia tidak percaya dan sangat kecewa dengan keputusan ayahnya sendiri. Walaupun demikian, hubungan mereka tetap berjalan meski dengan sembunyi-sembunyi. Chandra berjanji akan membuat dirinya berhasil dan menjadi orang seperti ayah Mery inginkan.

* * *
Beberapa bulan kemudian, terdengar kabar yang sangat menghebohkan. Chandra bersama teman-temannya di LSM mendapatkan informasi adanya penyelewengan dana yang dilakukan oleh beberapa oknum anggota dewan. Betapa terkejutnya Chandra setelah tahu bahwa salah satu anggota dewan yang terlibat itu bernama Supandji dari Fraksi Partai Kasih Rakyat, yang tak lain adalah ayah Mery.
Chandra dan teman-temannya sebagai anggota LSM yang kritis, sudah selayaknya memberikan dorongan dan tekanan kepada pemerintah agar segera membongkar kasus ini dan mengusutnya sampai tuntas. Namun, dalam hal ini Chandra galau, ia tidak berdaya di satu sisi, ia mempunyai prinsip yang harus ia pegang teguh, dia telah mengabdikan dirinya untuk masyarakat dan tidak mungkin tinggal diam jika melihat ketidakjujuran. Tapi, di sisi lain, jika ia melakukan itu, terus aktif menekan pemerintah dengan aksi-aksinya, maka sama saja ia telah menyakiti hati kekasihnya sendiri. Ia tidak akan sanggup melihat itu. Dan yang pasti, ayah Mery akan semakin benci dan tidak akan memberikan restu pada cintanya.

* * *
Di tempat biasa, Chandra dan Mery bertemu. Mereka duduk bersampingan. Tak ada yang bicara, hanya terdiam terpaku. Langit malam yang cerah, dengan pesona bintang-bintang yang indah, tak dapat mereka rasakan. Eloknya bulan sabit, tak juga membuat keduanya tersenyum.
“Ya, tidak mungkin kamu tidak tahu. Ini memang cobaan buat keluargaku. Aku tak percaya kenapa ini bisa terjadi,“ Jawab Mery.
“Kamu pasti kuat, kamu pasti bisa melewati cobaan ini. Aku minta maaf, aku gak bisa berbuat banyak. Dan aku juga minta maaf, aku….”
“Tidak Chand, kamu tidak perlu minta maaf. Aku ngerti kamu. Aku juga tahu apa yang kamu pikirkan. Aku bisa merasakan apa yang kamu rasakan,” kata Mery.
“Tapi Mer,…..”
“Kamu kerjakan saja apa yang harus kamu kerjakan. Kita mempunyai prinsip yang sama, kebenaran harus ditegakan, dan aku yakin, ayahku tak bersalah,” kata Mery memotong pembiacaraan Chandra. Matanya merah berkaca-kaca.
“Justru itu, ini ayahmu Mer, aku tak sanggup melakukannya.”
“Sekalipun itu ayahku, yang salah harus dihukum. Apapun yang terjadi, aku tak akan menyalahkanmu,” Mery menegaskan. Air matanya telah jatuh.
“Baiklah, kita berdo’a saja, semoga semuanya baik-baik saja. Aku sayang kamu, dan aku juga sayang keluarga kamu,” kata Chandra.
Beberapa haru kemudian, para mahasiswa dan berbagai organisasi masyarakat, termasuk LSM yang diketuai oleh Chandra menggelar aksi demo besar-besaran di depan kantor DPR. Mereka menuntut kasus-kasus korupsi segera diselesaikan dan para tersangka segera diadili.
Pada saat itu, tida ada satu pun anggota dewan yang menemui mereka, yang ada hanya para petugas keamanan yang mencoba membuat barisan pertahanan lengkap dengan senjatanya. Hal itu malah memancing emosi para demonstran. Aksi dorong pun tak dapat dielakan. Demo itu berujung bentrok antara demonstran dengan aparat keamanan, bahkan sampai terjadi aksi pengerusakan.
Na’as, Chandra sebagai koordintor sekaligus ketua LSM ditangkap oleh aparat keamanan. Ia harus bertanggungjawab atas apa yang telah dilakukan bersama teman-temannya. Akhirnya Chandra di penjara.
Mendengar kabar itu, Mery semakin terpukul. Bagaimana tidak, kini dua orang laki-laki yang ia sayangi berada dalam masalah yang besar.
Setelah diizinkan untuk dibesuk, Mery langsung menemui Chandra di kantor polisi.
“Apa kamu tidak apa-apa Chan? Kamu baik-baik saja kan? Kenapa ini bisa terjadi?” Tanya Mery bertubi-tubi. Ia begitu cemas dengan keadaan Chandra.
“Tenang Mer, aku baik-baik saja.”
“Kenapa ini bisa terjadi?”
“Entahlah, aku juga tidak berpikir akan berakhir seperti ini.”
“Kepalamu memar, berdarah, kamu pasti kesakitan?”
“Kamu tidak perlu khawatir. Aku baik-baik saja. Teman-teman pasti menolong aku. Aku akan segera bebas.
“Tidak semudah itu untuk bebas Chan, aku tak sanggup harus berjauhan dengan kamu,” Kata Mery. Tangisnya telah pecah.
“Ayahmu bagaimana Mer?” Tanya Chandra
Mery tak menjawab, ia hanya bisa menangis, tak kuasa melihat orang yang dicintainya berada dalam kurungan sel dengan keadaan yang menyedihkan.
“Mer, bagaimana keadaan ayahmu?” Tanya Chandra lebih keras.
“Ayah telah dijadikan tersangka, dan sekarang sedang dalam proses pengadilan.
“Oh Tuhan. Maafkan aku Mer….”
“Tidak Chan, ini bukan salahmu. Biarlah persidangan yang membuktikannya.”
Chandra bangkit dan memeluk Mery.
“Kamu harus tegar Mer, kamu pasti bisa melewati cobaan ini, do’akan yang terbaik buat ayahmu!” Kata Chandra sebelum mereka berpisah.
Waktu besuk telah habis. Mery berjanji akan sering menemui Chandra di tahanan.

* * *
Setelah beberapa kali menjalani persidangan akhirnya pengadilan akan memutuskan vonis kepada ayah Mery. Bersalah atau tidak. Mery juga tidak lupa memberitahukan hal itu pada Chandra beberapa hari sebelumnya.
Hari ini keputusan pengadilan akan diumumkan. Ruang sidang telah dipenuhi oleh keluarga Mery dan para wartawan. Ayah Mery pun telah duduk di kursi terdakwa dengan wajah yang tegar. Tapi sebaliknya Mery justru dengan gelisah, seolah mulutnya tak henti untuk terus berdo’a berharap yang terbaik untuk ayahnya.
Ketua sidang telah datang. Tidak lama lagi vonis akan segera dibacakan, Mery semakin gelisah, keringat dingin terus bercucuran. Dan betapa terkejutnya Mery, sesuatu yang tidak ia inginkan, ia dengar langsung dari mulut pimpinan persidangan. Sungguh kata-kata yang mengerikan bagi dirinya. Ayahnya telah terbukti melakukan korupsi, Bapak Supandji divonis bersalah dan dihukum kurungan 8 tahun penjara. Sontak Mery teriak sejadi-jadinya. Lantas ia menangis dan memeluk erat ibunya.
Mendengar keputusan pengadilan, Pak Supandji benar-benar terkejut. Ia tak sanggup menahan emosi dan dirinya. Pak Supandji merasakan sakit yang teramat sangat pada dada kirinya. Tiba-tiba ia jatuh pingsan.
Keluarga bersama polisi, lekas membawanya ke Rumah Sakit untuk segera diperiksa. Namun na’as, dokter tak mampu menyelamatkan nyawanya. Pak Supandji meninggal, terkena serangan jantung.
Mendengar kabar itu, Mery tidak terima. Ia tidak percaya ayahnya akan pergi secepat itu. Tiba-tiba ia merasakan sakit kepalanya, beberapa saat kemudian, ia tidak sadar lagi dengan apa yang terjadi.
Ketika ia membuka mata, antara sadar dan tidak, ia merasa di tempat yang tidak asing lagi baginya. Mery sudah berada di kamarnya. Dengan tatapan yang kosong, ia melihat ke sekeliling kamarnya. Dan sampailah pandangannya pada sebuah foto dengan gambar seorang laki-laki berkecamata. Foto ayahnya. Ia lompat dari atas tempat tidurnya, berlari untuk mengambil foto itu. Ia berteriak-teriak histeris memanggil ayahnya. Tangisannya pun pecah.
“Ayah ….. ayah…….,” teriak Mery memanggil-manggi ayahnya.” Kenapa ini bisa terjadi kepada kita? Kenapa ayah mau melakukannya?” Mery terus berteriak.” Mery tak butuh uang berlimpah, Mery hanya ingin kasih sayang ayah. Dan sekarang, kenapa ayah ninggalin Mery? Mery butuh ayah….., jangan tinggalin Mery yah….,” Mery terus menerus menangisi kematian ayahnya.
* * *

BEBERAPA BULAN KEMUDIAN
Di sebuah ranjang besi, seorang perempuan duduk memeluk kedua kakinya. Mukanya kusam. Rambutnya berantakan tak bersisir. Sisa-sisa tangisan membuat matanya merah. Terkadang, tawa-tawa kecil menghiasi mulutnya. Perempuan itu Mery. Mery Aliya Supandji kini menjadi penghuni Rumah Sakit Jiwa Harapan Bunda.
Kehilangan dua orang laki-laki yang sangat ia sayangi secara sekaligus, membuat jiwanya terguncang. Ketidaksanggupan menerima kenyataan telah menjadikannya lemah tak berdaya.

Ciamis, Mei 2010

MANFAAT KURIKULUM SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)

Setiap kurikulum yang diberlakukan di Indonesia memiliki manfaat masing – masing tergantung pada situasi dan kondisi saat dimana kurikulum tersebut diberlakukan.
Beberapa manfaat yang terdapat dalam KTSP, antara lain :

A. Manfaat Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Bagi Sekolah.
1. Mendorong terwujudnya otonomi sekolah dalam penyelenggaraan pendidikan.
KTSP memberikan otonomi luas kepada sekolah dan satuan pendidikan, disertai seperangkat tanggung jawab untuk mengembangkan kurikulum sesuai dengan kondisi dan kebutuhan daerah setempat.
Pada pelaksanaan kurikulum dimasa lalu adalah adanya penyeragaman kurikulum di seluruh Indonesia, tidak melihat pada situasi riil dilapangan dan kurang menghargai potensi keunggulan lokal dan itu merupakan salahsatu bentuk penyebab kegagalan kurikulum yang ada di Indonesia.
Penyeragaman kurikulum ini juga mengakibatkan pada beberapa kenyataan bahwa sekolah di daerah pertanian sama saja dengan sekolah di daerah pesisir pantai, sekolah di daerah industri sama dengan sekolah di daerah pariwisata, sehingga tidak memberikan potensi yang cukup bagi peserta didik untuk mengembangkan diri dan keunggulan khas yang ada di daerahnya, maka dengan adanya KTSP peerta didik memiliki kemampuan beradaptasi dengan daerah setempat karena ketrampilan yang diajarkan berdasarkan pada lingkungan dan kemampuan peserta didik.
Dalam KTSP kebijakan pengembangan kurikulum dan pembelajaran beserta sistem evaluasinya didesentralisasikan ke sekolah dan satuan pendidikan, sehingga pengembangan kurikulum diharapkan sesuai dengan kebutuhan peserta didik dan masyarakat secara lebih fleksibel.
Dengan adanya otonomi daerah, maka sekolah beserta komite sekolah dapat secara bersama – sama merumuskan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan, situasi dan kondisi lingkungan sekolah. Sebagai satuan yang baru, sekolah mungkin mengalami kesulitan dalam menyusun KTSP, oleh karena itu jika diperlukan sekolah dapat berkonsultasi baik secara vertikal maupun horisontal. Secara vertikal sekolah dapat berkonsultasi dengan Dinas Pendidikan Kabupaten / Kota, Dinas Pendidikan Propinsi dan Departemen Pendidikan, edangkan secara horisontal sekolah dapat bermitra dengan dunia industri, kerajinan, pariwisata, petani, nelyan dan lain – lain agar kurikulum yang dibuat oleh sekolah benr – benar mampu menjawab kebutuhan di daerah dimana sekolah tersebut berada.
2. KTSP memberi peluang yang lebih luas kepada sekolah – sekolah plus untuk mengembangkan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan.
Pola kurikulum baru pada KTSP adalah memberi kebebasan kepada sekolah untuk menyusun kurikulumnya sendiri, KTSP ini memberi peluang pada sekolah-sekolah plus untuk lebih mengambangkan variasi kurikulum yang ditetapkan pemerintah.Dengan adanya KTSP maka sekolah plus bisa lebih bebas untuk menentukan kurikulumnya yang sesuai dengan kebutuhan sekolah tersebut.

B. Manfaat Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Bagi Bagi Civitas Akademika
1. Mendorong para guru, kepala sekolah dan pihak manajemen sekolah untuk semakin meningkatkan kreativitasnya dalam penyelenggaraan program-program pendidikan.
Dengan berpijak pada panduan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dasar dan menengah yang dibuat oleh BSNP sekolah diberi keleluasaan untuk merancang, mengambangkan dan mengimplementasikan kurikulum sekolah sesuai dengan situasi, kondisi dan potensi keunggulan lokal yang bisa dimunculkan oleh sekolah. Sehingga baik guru maupun kepala sekolah dituntut untuk lebih kreatif dalam pelaksanaan pembelajaran, agar kualitas pendidikan bisa lebih baik. Karena guru dan kepala sekolah serta manajeman sekolah merupakan kunci keberhasilan dalam proes belajar mengajar, dan mereka adalah orang yang diberi tanggung jawab dalam mengembangkan dan melaksanakan kurikulum untuk mewujudkan pembelajaran yang berkualitas sesuai dengan visi dan misi sekolah tersebut.
2. Guru sebagai fasilitator dalam membantu peserta didik membangun pengetahuan.
Pada kurikulum –kurikulum sebelumnya peran guru adalah sebagai instruktur atau selalu memberi intruksi kepada siswa dan dianggap sebagai orang yang serba tahu segalanya, namun setelah adanya KTSP peran tersebut sudah tidak berlaku lagi, karena dalam KTSP siswwa diposisikan sebagai subyek didik, bukan sebagai obyek didik, diaman siswa lebih dominan dalam proses pembelajaran, hal ini didasarkan pada suatu pandangan bahwa siswa memiliki potensi untuk berkembang dan berpikir mandiri, karena salah satu ciri pembelajaran efektif adalah “ mengembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebuh bermakna dengan cara bekerja sendiri, menemukan sendiri dan mengkontruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan barunya.”
Peran guru atau pendidik adalah sebagai fasilitator dan tugasnya adalah merangsang atau memberikan stimulus, membantu peserta didik untuk mau belajar sendiri dan merumuskan pengertiannya, sedangkan peran peserta didik adalah aktif dalam belajar dan mencerna pelajaran. Dalam KTSP dianut bentuk pembelajaran yang ideal yaitu pembelajaran peserta didik aktif dan kritis, peserta didik tidak kosong tetapi sudah ada pengertian awal tertentu yang harus dibantu untuk berkembang, maka dalam pembelajaran ini modelnya adalah model dialogis. Yang dimaksud dengan model dialogis adalah “model mencari bersama antara guru dan peserta didik.” Dengan adanya model dialogis ini maka peserta didik dapat mengungkapkan gagasannya dan dapat mengkritik pendapat guru yang dianggap kurang tepat.
Oleh karena itu dalam KTSP guru tidak hanya menjadi dikatator yang hanya menekankan satu nilai satu jalan keluar, akan tetapi disini guru berperan sebagai fasilitator dan membebaskan peserta didik untuk berpikir, berkreasi dana berkembang.
3. Adanya perubahan paradigma mengajar
Kegiatan mengajar bukan hanya sekedar mengingat fakta untuk persediaan jawaban tes sewaktu ujian, akan tetapi kegiatan mengajar juga diharapkan mampu memperluass wawasan pengetahuan, meningkatkan ketrampilan dan menumbuhkan sejumlah sikap positif melalui cara bertindak atau berprilaku sebagai dampak hasil belajarnya karena tujuan guru mengajar adalah supaya peserta didik memahami apa yang diajarkan dan mampu memanfaatkannya dengan menerapkan pemahaman dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam proses belajar, guru diharapkan menggunakan berbagai macam metode belajar yang memungkinkan peserta didik untuk melatih berfikir, mantradisikan aktifitas kreatif, mengambangkan kemerdekaan berpikir, mengeluarkan ide, menumbuhkan kenikmtan bekerja sama, karena itu guru perlu menyediakan beragam kegiatan pembelajaran yang berimplikasi pada beragamnya pengalaman belajar supaya peserta didik mampu mengembangkan kompetensi setelah menerapkan pemahamannya, untuk itu strategi belajar aktif melalui multi ragam metode sangat sesui untuk digunakan ketika akan menerapkan KTSP.

C. Manfaat Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Bagi Siswa.
1. KTSP sangat memungkinkan bagi setiap sekolah untuk menitik beratkan dan mengembangkan mata pelajaran tertentu yang akseptable ( dapat diterima) bagi kebutuhan siswa.
Dengan adanya otonomi maka tiap-tiap sekolah diwajibkan menyusun kurikulumnya sendiri, dan KTSP ini memungkinkan sekolah menitik beratkan pada mata pelajaran tertentu yang dianggap paling dibutuhkan siswa, sebagai contoh sekolah yang berada di kawasan pariwisata dapat lebih memfokuskan pada mata pelajaran bahasa Inggris atau mata pelajaran dibidang kepariwisataan lainya, disini guru harus melibatkan peserta didik untuk mengenal, menyatakan dan merumuskan kebutuhan belajar. Dalam bukunya E. Mulyasa menyatakan bahwa ” tujuan identifikasi kebutuhan adalah untuk melibatkan dan memotivikasi peserta didik agar kegiatan belajar dirasakan oleh merek ebagai bagian dari kehidupannya dan mereka merasa memilikinya.” Sehingga apabila murid sudah mengetahui kebutuhan belajarnya, maka suasana belajarnya akan lebih aktif serta mereka akan merasa lebih nyaman. KTSP ini membuat siswa lebih mudah karena diberi kebebasan untuk mengembangkan kompetensi sisa dengan kultur daerahnya.
2. KTSP akan mengurangi beban belajar siswa yang sangat padat dan memberatkan kurang lebih 20 %.
Dengan diberlakukannya KTSP maka beban belajar siswa pada kegiatan tatap muka sekitar 20% yaitu yang pada awalnya untuk tingkat SD, SMP, SMA masing-masing tiap jam pelajaran berlangsung selama 45 menit, sehingga pada KTSP ini jam pelajarannya dikurangi dengan rincian untuk tingkat SD menjadi 35 menit, tingkat SMP menjadi 40 menit sedangkan tingkat SMA 45 menit.
Disamping jam pelajaran, bahan ajar yang dianggap memberatkan siswa juga akan dikurangi, meskipun ada pengurangan jam pelajaran dan bahan ajar, KTSP tetap memberikan tekanan pada pengembangan kompetensi siswa.
Alasan pengurangan jam belajar siswa tersebut karena selama ini jam pelajaran disekolah terlalu banyak, apalagi kegiatan belajar masih banyak yang terpaku pad kegiatan tatap muka di kelas, sehingga suasana yang tercipta menjadi terkesan sangat formal. Suasana formal yang diciptakan sekolahdan standar jam pelajaran yang relatif lama tentu akan memberikan dampak tersendiri pada psikologis anak, sehingga anak marasa jenuh dan kurang aktif dalam belajar, inilah yang menjadi dasar pemikiran bahwa jam pelajaran siswa perlu dikurangi dengan memotong sedikit pelajaran.

FUNGSI KURIKULUM

Dalam proses belajar kurikulum memegang peranan yang sangat penting, karena dengan kurikulum peserta didik sebagai individu yang berkembang akan memperoleh manfaat. Banyak pihak-pihak yang dapat mengambil manfaat dari sebuah kurikulun, baik bagi peserta didik itu sendiri, sekolah yang bersangkutan, sekolah pada tingkatan di atasnya, guru, orang tua peserta didik, maupun bagi masyarakat. Manfaat yang dapat mereka ambil dari suatu kurikulum berbeda satu dengan yang lainnya, sebab kurikulum memiliki manfaat tersendiri dari tiap dimensi. Hal inilah yang menunjukkan keluasan dari fungsi kurikulum yang tidak hanya dapat diambil oleh pihak-pihak yang terkait dengan dunia sekolah saja. Namun juga dapat bermanfaat bagi pihak-pihak di luar dunia sekolah.

1. Fungsi kurikulum bagi sekolah
Kurikulum pada dasarnya merupakan alat atau usaha yang berfungsi dalam rangka mencapai tujuan pendidikan, baik itu dalam tujuan nasional, institusional, kurikuler, maupun dalam tujuan instruksional. Dengan adanya suatu kurikulum maka tujuan-tujuan pendidikan yang diinginkan oleh sekolah tertentu dapat tercapai.

2. Fungsi kurikulum bagi peserta didik
Kurikulum dipersiapkan untuk peserta didik dalam rangka memberi pengalaman baru yang suatu saat dapat dikembangkan seirama dengan perkembangan mereka, sebagai bekal dalam hidupnya. Sehingga suatu saat ia akan menjadi seseorang yang dibutuhkan dalam masyarakat.

3. Fungsi kurikulum bagi guru
Bagi seorang guru kurikulum memberikan manfaat sebagai pendoman dalam mengatur kegiatan pendidikan dan pengajaran, termasuk kegiatan menyusun dan mengorganisir pengalaman belajar, serta dalam mengevaluasi perkembangan peserta didik.

4.Fungsi kurikulum bagi kepala sekolah dan pembina sekolah
Kepala sekolah memiliki tanggung jawab dalam kurikulum, baik dalam kedudukannya sebagai seorang Administrator maupun Supervisor. Maanfaat kurikulum bagi kepala sekolah antara lain adalah ;
• Sebagai pendoman dalam memperbaiki situasi belajar, sehingga lebih kondusif. Serta untuk menunjang situasi belajar ke arah yang lebih baik.
• Sebagai pendoman dalam memberikan bantuan kepada pendidik (guru) dalam memperbaiki situasi belajar.
• Sebagai pendoman dalam mengembangkan kurikulum, serta dalam mengadakan evaluasi kemajuan kegiatan belajar mengajar.

5. Fungsi kurikulum bagi orang tua peserta didik
Selain bagi orang peserta didik itu sendiri, kurikulum juga dapat memberikan manfaat bagi orang tua peserta didik, yaitu sebagai acuan untuk berpartisipasi dalam membimbing putra/putrinya. Sehingga pengalaman belajar yang diberikan oleh orang tua peserta didik sesuai dengan pengalaman belajar yang diberikan oleh sekolah.

6.Fungsi kurikulum pada tingkat pendidikan di atasnya
Selain bagi sekolah yang mengelola kurikulum itu sendiri, kurikulum juga dapat memberikan manfaat bagi tingkat pendidikan (sekolah) di atasnya, yaitu sebagai bahan pertimbangan dalam menyusun sebuah kurikulum. Sehingga terciptanya keseimbangan dan kesesuaian antara kurikulum pada tingkat sekolah di bawahnya dengan kurikulum yang dikelolanya.

7. Fungsi kurikulum bagi masyarakat
Dengan mengetahui suatu kurikulum sekolah, masyarakat dapat berpartisipasi dalam rangka memperlancar program pendidikan, serta dapat memberikan kritik dan saran yang membangun dalam penyempurnaan program pendidikan di sekolah. Sehingga sekolah dapat melahirkan generasi-generasi yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Presepsi yang salah jika menganggap manfaat kurikulum hanya dapat diambil oleh pihak-pihak yang terkait dalam dunia sekolah saja. Memang pada dasarnya yang mengembangkan sebuah kurikulum adalah sekolah, namun seperti yang telah dibahas, manfaat dari sebuah kurikulum sangatlah luas. Semua pihak dapat mengambil manfaat dari sebuah kurikulum, dan kurikulum memberikan manfaat tersendiri dari tiap dimensinya.